Sebenarnya apa live up to the hype? Apa memang segitu bagusnya motor ini?
Jadi, tentu saja R25 jadi dinantikan para penggemar Valentino Rossi juga. Kasihan kan, selama ini penggemar Rossi seakan-akan terpaksa untuk membuat livery Fiat Yamaha di motor Ninja. Kalau ditanya kok gak beli Yamaha?
"Yah... Yamaha adanya Scorpio, basi kali, kerenan Ninja..." Begitu rata-rata jawabannya. Yamaha memang telat dibanding Kawasaki yang sudah eksis di 2 silinder dari 6 tahun lalu. Its better late than never.
Dulu saya pernah 2x punya Kawasaki Ninja 250R, membuat saya cukup berani mereview R25, walau hanya hands on sebentar. Empunya motor ini bilang kalau R25 punya power dan handling diatas Ninja 250Fi. Dari segi handling pula, motor ini katanya mirip dengan CBR 250 nya Honda. Saya pun penasaran. Kalau benar demikian begitu, motor ini berarti the best of two worlds. Maca cih?
Bentuk R25 cukup ok. Bagian depannya mirip dengan R6 tipe 2004-2007, hanya saja dibuat beberapa sudut yang modern. Motor ini keren dan sangat photogenic, aslinya enggak sekeren fotonya kok. Kalau dipikir-pikir pinter juga ya designernya?
Over all, menurut saya tampilan masih lebih ok Ninja 250 Fi, yang menurut saya lebih aerodinamis dan manis dilihat. Untuk perbandingan dengan CBR 250R tipe lama, motor ini masih lebih ok dari tampilan. Tapi guys, ini hanya masalah selera ya.
Berhubung artikel blog ini lebih berat di perbandingan R25 dengan Ninja 250 Fi, saya setelah itupun mencoba Ninja 250 Fi dari teman saya yang lain, karena beberapa bulan terakhir saya menggunakan 650cc. Ninja 250 Fi ini terasa punya power lebih diatas, tapi ini mungkin karena knalpotnya sudah racing. Dari handlingnya pun saya rasa sedikit lebih rigid dibanding R25. So its true...
Setelah mencoba R25 sekitar 10 menit saya punya kesimpulan berikut.
- Power bawah R25 lebih "ngisi" ketimbang Ninja, dimana CBR 250R dengan 1 cyl masih lebih unggul dari keduanya di power bawah, tapi akan kedodoran di atas. Top speed R25 paling unggul.
- Handling R25 sedikit lebih ok dari Ninja, mudah sekali diarahkan, sementara CBR 250R masih memiliki handling paling nyaman karena bobot motor lebih enteng.
- Design overall R25 masih bagusan Ninja dan CBR (subjektif)
- Finishing R25 sedikit dibawah seri Ninja, tetapi masih diatas CBR 250R.
Lalu bagaimana dengan harga? Dibanding ketiganya, CBR 250R memiliki harga termurah, yaitu Rp. 48.000.000,- yaitu versi Repsol Honda Moto GP, dimana warna merah standard dan tricolor memiliki harga lebih murah sedikit. Termurah kedua adalah R25 seharga Rp. 53.000.000,- dan Ninja 250 Fi menjadi motor termahal dengan harga Rp. 53.700.000,-
Tadinya saya pikir dengan kandungan lokal diatas 90% pada R25, seharusnya harga R25 bisa lebih murah lagi. Tapi yah yang namanya orang dagang... 53 juta saja berebut kok ngapain dimurahin segala? Hehehe...
Adanya fakta bahwa handling dan tenaga R25 yang diatas Ninja 250 Fi bisa jadi membuat Kawasaki gerah dan sudah siap dengan penerus Ninja Fi yang sudah 2 tahun launch. Apakah berbentuk facelift? Atau peta mesin yang berbeda? Ataukah naik kelas jadi 4 cyl? Semuanya masih misteri. Tapi hal ini membuktikan kalau persaingan antar pabrikan akan berimbas naiknya kualitas. Waktu saya mulai menulis mengenai motor sekitar 7 tahun lalu, Indonesia masih dianak tirikan. Siapa yang mengira Indonesia akan menjadi basis perang antar 250cc twin cyl di tahun 2014? Its a great year for Indonesian bikers for sure.
Thanks buat Aim dan Albert yang sudah minjemin motornya.
No comments:
Post a Comment