Ini sempat bikin heboh |
Menariknya, yang paling heboh di Indonesia ternyata bukan Apple maupun Samsung, melainkan Xiaomi yang launching Redmi 1S di Indonesia melalui Lazada. Tidak main main, kabarnya yang ikutan pre order jumlahnya hingga 50 ribu orang! Kok bisa? For starters, saya juga ikutan pesen karena happening hingga penasaran (tipikal orang sini banget ya, hehehe). Sayangnya engga berhasil karena server Lazada langsung crash tidak lama setelah keran pesanan dibuka.
Sebelum saya bahas mengenai Xiaomi yang heboh, saya mungkin akan bahas dulu mengenai Apple dan Samsung yang memang selalu panas. Apple tahun ini sukses membuat para geeks semangat, lewat konvensi kesohor Apple yang tahun ini katanya jauh dari kata membosankan. Apple tahun ini memperkenalkan produk yang banyak ditunggu para penggemar Apple, yaitu sebuah smartphone dengan layar lebih lebar dan sebuah phablet. Sayangnya tidak lama kemudian Apple harus gigit jari karena banyak yang kecewa karena iPhonenya melengkung.
Sepeninggal Steve Jobs, Apple memang tidak sekeren dulu. Jobs berhasil mengubah dunia dengan Macintosh, iPod, iPhone, dan iPad. Sekarang menurut saya, dengan Tim Cook on helm saya belum liat ada yang benar benar menjadi terobosan sekelas Jobs dulu. Tapi yang namanya bisnis, parameternya bukan cool factor saja. iPhone 6 yang ukurannya mirip Nexus 4 dan Galaxy Note 1 ini sudah laku 4 juta unit. Padahal belum meluncur merata didunia. Walau terlambat mengadopsi layar lebar dan menyerah terhadap teknologi NFC, Apple sukses menjual iPhone 6.
Sementara Samsung yang sangat sukses dengan seri Galaxy, coba memperkenalkan seri Note terbaru yaitu note 4 yang speknya cukup mudah ditebak. Samsung mengikuti LG dengan mengadopsi layar QHD, selain itu mereka membuat fungsi stylus menjadi lebih baik dengan pressure sensor lebih peka, dan sebuah fitur personal 3D world yang didukung oleh Marvel Studio's. Note 4 rencananya akan meluncur bulan Oktober. Kamupun sudah bisa pre order sekarang lewat blibli.
Menurut saya, yang paling menarik dibahas adalah Xiaomi yg sukses menjual ribuan handset dalam beberapa menit. Banyak yang bingung dengan kenyataan ini. Lakunya Xiaomi bisa dikatakan membuktikan 2 hal. Di Indonesia, harga adalah faktor penting. Saya engga bilang faktor utama ya, karena kalau murah tapi gak happening ya percuma saja.
Yang kedua adalah orang Indonesia sudah melek teknologi. Orang Indonesia sdh mengerti bahwa Xiaomi memiliki resolusi dan ukuran sama dengan iPhone 6 (!!) dengan harga yang hanya 10%nya (saat tulisan ini dibuat iPhone di Jakarta pre order di harga 17 jutaan). Juga dengan OS yang super mirip dengan iOS. Jadi kalau ada yang murah kenapa harus beli yang mahal?
Lakunya Xiaomi juga banyak disebabkan oleh para pengguna Blackberry yang pindah ke Android tetapi menunggu saat yang tepat. Adanya Xiaomi 1S yang hanya seharga bb Gemini (di saat masa jayanya dulu), adalah momen sempurna.
Tapi kenapa Xiaomi mungkin banyak pembaca yang bertanya, bukannya merk kelas dua juga sudah murah?
Xiaomi adalah perusahaan asal China yang beruntung bisa menarik executive Google dalam jajaran direksinya sehingga memiliki konsep marketing yang matang. Xiaomi tidak mengambil untung dari handset, tetapi mereka fokus pada apps. Jurus yang sudah dipakai Apple, hanya bedanya harga Xiaomi tidak separuh iPhone. Hasilnya? Skrg Xiaomi menjadi salah dah produsen Android terbesar didunia.
No comments:
Post a Comment